NINI THOWONG
Yogyakarta
Nini Thowong merupakan boneka perempuan yang menurut
cerita adalah saudara perempuan dari jailangkung. Mengapa dinamakan Nini
Thowong? Karena mukanya putih (thowong). Disebut “Nini”, karena jenis
kelaminnya perempuan. Konon, dulu ada seorang gadis yang perangainya jahat dia
disihir oleh tetangganya, jadilah Nini Thowong.
Nini Thowong
merupakan seni spiritual yang telah lama usianya, para masyarakat zaman dahulu sempat
mengisihkan bahwa seni ini sudah ada sejak zaman Mataram yang dipimpin oleh
Panembahan Senapati. Wilayah Pundong, dimana terdapat Sungai Opak, yang menjadi
tempat Panembahan Senapati gemar bertapa di sungai itu. Maka sejak zaman
Keraton Mataram berkembang seni ini telah ada. Nini Thowong disebut Tothok
Kerot karena memang menggunakan ubarampe yang berupa bathok kelapa (thothok).
Tothok juga berarti keras, kuat, dan sakti. Sesuai dengan namanya, maka amat
logis jika seni spiritual Nini Thowong berupa permainan yanag menggambarkan
seorang gadis muda bermuka thowong yang sakti. Thowong maksudnya putih seluruh
mukanya (Jawa, meblok-meblok). Nini Thowong merupakan tokoh yang dibuat-buat,
seolah-olah hidup, memiliki nyawa dan berdaya gaib.
Awalnya
menganggap nini itu sebagai hantu. Namun, lama – kelamaan jadilah hantu yang
menyenangkan, karena bisa diajak komunikasi. Sebagai karya seni yang memuat
unsur ritual, seni pertunjukan ini mempunyai nilai – nilai spiritual yang
sangatlah tinggi. Hadirnya seni spiritual Nini Thowong masih sebagai hiburan
belaka. Masyarakat yang mulai mengenal dengan dunia roh hanya sekedar main –
main saja, masyarakat bermaksud mencari hiburan dengan cara mengundang roh
dalam bentuk orang – orangan yang disebut jalangkung. Permainan jalangkung
digunakan untuk mengekspresikan diri, terutama dalam menanyakan nasib. Ternyata
atas dasar keyakinan yang kuat permainan jalangkung itu terkabulkan. Lama –
kelamaan jalngkung itu dimodifikasi dikaitkan dengan mitos dan legenda
setempat, hingga mewujudkan keyakinan luas. Atas dasar upaya itu jalangkung merajelela
dikalangan anak – anak sampai dewasa. Seni ini dikaitkan dengan peristiwa
tragis yang ada di desa itu. Keanehan kisah mereka, sehingga jalangkung tadi
diubah menjadi seni tradisi yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat
setempat. Perkembangan keyakinan (kpercayaan) orang jawa asli memang tidak
lepas dari kekuatan roh. Dunia roh diyakini oleh orang jawa asli memiliki
kekuatan. Kekuatan ini dipercaya dapat membantu dan sebaliknya dapat merusak
kehidupan manusia.
Thothok kerot
adalah sejenis hantu pujaan. Dikatakan sebagai hantu sebab merepresikan denia
roh yang bagi orang jawa sering ada jarak antara dunia manusia dengan roh. Nini
Thowong adalah suatu permainan yang dibuat dari gayung air yang terbuat dari
tempurung bertangkai panjang dan dianggap seolah – olah kepala, kemudian
badannya tebuat dari alat penangkap ikan. Gayung tersebut dihias seperti wajah
anak perempuan dan badannya pun dihias dengan baju wanita, selendang, kain, dan
ikat pinggang. Permainan ini di daerah lain dikenal dengan Nini Thowok, Nini
Edhok, Nini Dhiwut, Cowongan, Jalangkung dan lain sebagainya.pada masa dahulu sebenarnya Nini Thowong bukan sekedar permainan
biasa, tetapi adalah upacara untuk memanggil hujan, pengobatan, pesugihan
atau mencari barang yang hilang. Melalui ritual ini menandani masyarakat jawa
masih banyak memuja roh. Seni spiritual yang berkatogorikan dolanan rakyat
itu sekarang telah bergeser fungsinya. Dengan kekhasan seni dalam menghadirkan
roh, justru dapat menarik berbagai pihak untuk berbondong – bondong
menyaksikannya.
Dalam
prosesinya sering disertai dengan membakar kemenyan dan sejumlah sajian, akan
menarik perhatian wisatawan. Tradisi ritual dengan kirap bersama Nini Thowong,
akan menciptakan suasana yang meriah yang layak ditonton. Oleh sebab itu, seni
yang awalnya berlangsung malam hari dibulan purnama ini, pernah dilakukan di
siang hari. Pelaksanaan di waktu siang akan memudahkan penonton hadir dan
berkumpul diarea tersebut.
Wilayah
pemilik Nini Thowong, berada di antara kota Yogyakarta dengan tempat wisata
Parangkritis. Tata letak cukup memadai, untuk menciptakan sebuah kampung budaya
dengan Nini Thowong sebagai kunci suksesnya. Masyarakat tampat mendukung
terbentuknya sebuah kampung budaya. Dengan imajinatif dan mistik terhadap Nini Thowong,
semakin memperkaya seni tersebut di sukai wisatawan.
Jumlah pemain
Nini thowong tidak terbatas jumlahnya. Semakin banyak semakin meriah. Pemimpin
upacara haruslah perempuan tua, bahkan berpredikat sebagai dukun atau yang
dianggap memiliki kekuatan gaib. Pemain ini semuanya berjenis kelamin
perempuan. Bila ada anak laki – laki yang ikut menyerobot masuk maka di
pastikan permainan Nini Thowong akan gagal. Aspek gender memang kental dalam
seni spiritual ini. Telah diuraikan diatas permainan ini biasa, jadi walaupun
ada unsur rekreatif tetapi bersifat supranatural. Daya rekreatif itu yang
memungkinkan seni spiritual menjadi asset budaya.
Comments
Post a Comment